PENGANTAR USAHA TANI 2012 BRAWIJAYA UNIVERSITY MODAL DAN PERALATAN

12 KATA PENGANTAR PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KE HADIRAT
17 KATA PENGANTAR PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KE HADIRAT
9 KATA PENGANTAR PUJI SYUKUR KITA PANJATKAN KEHADIRAT

A LATAR BELAKANG KATA PENGANTAR PUJI DAN SYUKUR SAYA
ANGKET ORANG TUA PENGANTAR ASSALAMU’ALAIKUM WRWB ANGKET INI BERTUJUAN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR MEMENUHI AMANAT UNDANGUDANG

Mata Kuliah / Materi Kuliah

Pengantar Usaha Tani

2012

Brawijaya University


PENGANTAR USAHA TANI 2012 BRAWIJAYA UNIVERSITY MODAL DAN PERALATAN PENGANTAR USAHA TANI 2012 BRAWIJAYA UNIVERSITY MODAL DAN PERALATAN

Modal dan Peralatan dalam

Usahatani

Wisynu Ari Gutama, SP. MMA

Lab. Agribusiness Analysis and Management,

Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Email : [email protected]

MODUL


  1. Deskripsi

  2. Pendahuluan

  3. P

    4

    engertian Modal

  4. Pembagian Modal

  5. Konsekuensi Modal dan Peralatan


1. DESKRIPSI

PENGANTAR USAHA TANI 2012 BRAWIJAYA UNIVERSITY MODAL DAN PERALATAN

  • Modul ini disusun sebagai salah satu bab dalam mata kuliah pengantar usaha tani dimana faktor modal yang dimaksud adalah faktor yang menjadi salah satu prasayarat penting dalam melakukan kegiatan usahatani.

  • PENGANTAR USAHA TANI 2012 BRAWIJAYA UNIVERSITY MODAL DAN PERALATAN

    Modul ini juga berisi tentang tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pengantar Usaha Tani yang dimaksudkan untuk memberikan tugas terstruktur mandiri yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami kegiatan pembelajaran.

  • Pada Bagian akhir dari modul ini juga di paparkan mengenai rancangan tugas yang berisi petunjuk bagi mahasiswa dalam mengakses literatur serta metode yang digunakan dalam pembuatan tugas serta batas waktu pengumpulan tugas yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya.

  • Sasaran akhir yang dituju dalam modul ini adalah mahasiswa dapat memahami bagaimana defini modal yang dimaksud dan kegunaannya dalam melakukan suatu kegiatan usahatani serta mampu menghitung dan membuat perencanaan untuk memulai suatu kegiatan usaha tani

1.2 Tujuan

Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan dasar penentuan modal dan peralatan dalam suatu kegiatan usahatani, maka mahasiswa akan dapat :

  • Menjelaskan pengertian modal dalam kegiatan usahatani

  • Menjelaskan tentang pembagian modal

  • Konsekuensi modal dan peralatan





2. PENDAHULUAN

Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama sama dengan faktor produksi lahan dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini hasil peternakan. Modal pertanian/peternakan dapat berbentuk uang kartal, uang giral, atau dalam bentuk barang yang dipakai dalam kegiatan produksi. Di dalam suatu perusahaan yang disebut modal adalah seluruh kekayaan perusahaan yang digunakan dalam usaha. Modal perusahaan terbagi atas modal tetap dan modal tidak tetap

Modal adalah persyaratan mutlak dan wajib bagi berlangsungnya suatu kegiatan usaha secara umum demikian pula hanya yang ada dalam suatu kegiatan yang disebut usahatani. Banyak hal yang bisa dikategorikan atau dimaksudkan sebagai modal dalam kegiatan usahatani yang salah satunya adalah tanah (land) yang dianggap dapat memberikan suatu pendapatan. Sementara itu ada pendapat juga yang mengatakan bahwa modal hanya dikategorikan sebagai uang tunai yang digunakan untuk ber usahatani. Modal kemudian akan menjadi bias dalam kegiatan usahatani keluarga yang cenderung secara umum untuk memisahkan tanah dan faktor produksi yang lain. Modal secara umum belum bisa dipisahkan antara modal usaha dan modal pribadi.



3. PENGERTIAN MODAL

Suratiyah (2006) menjelaskan bahwa tanah serta alam sekitarnya dan tenaga kerja adalah faktor produksi asli sedangkan modal dan peralatan merupakan substitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja. Dengan modal dan peralatan, faktor produksi tanah dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia. Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja juga dapat di hemat. Oleh karena itu modal dapat dibagi menjadi dua yaitu land saving capital dan labour saving capital.

Lebih lanjut suratiyah (2006) menjelaskan bahwa modal yang dikatakan sebagai land saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal. Contohnya pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida dan intensifikasi. Sedangkan modal yang dikatakan sebagai labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor untuk membajak, mesin penggiling padi (rice milling unit/RMU) untuk memproses padi menjadi beras, dan sebagainya.

Secara ekonomi perusahaan, modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali, atau barang yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan.

Menurut Tohir (1983 dalam Suratiyah, 2006), tanah bukan termasuk faktor produksi modal tetapi masuk dalam faktor alam yang memiliki nilai modal dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut :

  1. Tanah adalah karunia alam, bukan benda yang diproduksi oleh manusia

  2. Tanah tidak dapat diperbanyak

  3. Tanah tidak dapat musnah atau dimusnakan sehingga tidak ada penyusutan atas tanah

  4. Tanah tidak dapat dipindah pindahkan

  5. Tanah selalu terikat dengan iklim

  6. Tanah adalah sumber untuk memproduksi barang-barang ekonomi

Pengertian tanah bukan modal atau modal sebenarnya lebih difokuskan pada perhitungan biaya usahatani. Jika tanah dihitung sebagai modal maka bunga atas tanah dimasukkan dalam perhitungan biaya usahatani. Namun demikian dalam usahatani keluarga maka pengeluaran bunga tanah tidak kelihatan karena termasuk dalam pendapatan usahatani. Bunga tanah baru kelihatan jika akan diperhitungkan secara ekonomis yaitu sebesar sewa tanah pada umumnya. Bunga tanah tersebut diperhitungkan jika ingin mencarai keuntungan usahatani dan bukan pendapatan usahatani (Suratiyah, 2006).


4. PEMBAGIAN MODAL

Menurut Suratiyah, 2006 modal dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, kegunaan, waktu dan fungsinya yaitu sebagai berikut :

  1. Sifat

Selain atas dasar sifatnya yaitu yang menghemat lahan (land saving capital) dan menghemat tenaga kerja (labour saving capital) ada juga yang justru menyerap tenaga kerja lebih banyak sebagai misalnya jika menggunakan teknologi kimiawi, biologis dan panca usahatani tetapi ada pula yang justru akan mempertinggi efesiensi yaitu misalnya mencangkul dan membajak jika menggunakan traktor akan lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia dan atau hewan.

  1. Kegunaan

Atas dasar kegunaannya maka modal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif adalah modal yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan produksi misalnya pupuk dan bibit unggul sedangkan yang tidak langsung yaitu misalnya terasiring. Modal pasif adalah modal yang digunakan hanya untuk sekedar mempertahankan produk misalnya penggunaan bungkus, karung, kantong plastik dan gudang

  1. Waktu

Atas dasar waktu pemberian manfaatnya maka modal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu modal produktif dan modal prospektif. Modal dikatakan produktif jika langsung dapat meningkatkan produksi misalnya penggunaan pupuk dan bibit unggul sedangkan yang dinamakan dengan modal prospektif adalah jika dapat meningkatkan produksi tetapi baru akan dirasakan pada jangka waktu yang lama misalnya investasi atas lahan dan pembuatan terasiring.

  1. Fungsi

Atas dasar fungsinya maka modal dapat dibagi menjadi dua golongan lagi yaitu modal tetap (fixed assets) dan modal tidak tetap atau modal lancar (current assets). Modal tetap adalah modal yang dapat dipergunakan dalam berulang kali proses produksi. modal tetap ada yang bergerak atau mudah dipimndahkan dan adapula yang hidup maupun mati misalnya cangkul, sabit ataupun ternak. Sedangkan yang tidak dapat dipindahkan pun juga ada yang hidup dan mati yaitu bangunan dan tanaman keras. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dapat dipergunakan dalam satu kali proses produksi saja misalnya pupuk dan bibit unggul untuk tanaman semusim.

Yang termasuk ke dalam modal tetap dapat digolongkan sebagai berikut:

  1. Lahan usaha yang dimiliki.

Sebagai faktor produksi sebenarnya lahan tidak termasuk ke dalam modal, tetapi dalam penghitungan biaya maka biaya lahan dimasukkan ke dalam biaya modal karena lahan merupakan barang modal (aset tetap yang dimiliki perusahaan).

Lahan sebagai barang modal tidak perlu di depresiasi. Lahan pada umumnya tidak turun kegunaannya, kecuali apabila mengalami kerusakan, longsor, erosi dan bencana alam lainnya. Dalam keadaan biasa nilai lahan akan selalu meningkat sehingga tidak mengalami depresiasi melainkan apresiasi. Pekerjaan-pekerjaan memperbaiki lahan, akan menambah kegunaan lahan tetapi mengeluarkan biaya. Demikian pula apabila pekerjaan itu dilaksanakan sendiri oleh petani maka harus tetap diperhitungkan sebagai biaya. Pekerjaan demikian harus dianggap sebagai penanaman modal, yang disebut modal ameliorasi dan harus dicatat sebagai modal tetap. Terhadap modal ameliorasi ini pun harus dikenakan biaya depresiasi.

  1. Bangunan.

Segala bangunan yang ada di atas farm termasuk sebagai modal tetap diantaranya adalah bangunan rumah, gudang, kantor, kandang, sumur, instalasi listrik, serta jalan. Bangunan rumah tinggal peternak yang ada di atas lahan usaha harus digolongkan ke dalam modal tetap pula, akan tetapi apabila letaknya terpisah dan berada di luar farm, tidak termasuk sebagai modal tetap, melainkan termasuk kekayaan di luar usaha. Demikian pula dengan bangunan rumah pegawai/karyawan yang berada dalam farm termasuk sebagai modal tetap.

Gudang yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan hasil produksi sebelum dijual, pakan ternak dan obat-obatan, pupuk serta alat-alat dan perkakas lainnya serta ruang kerja termasuk sebagai bagian dari modal tetap. Dalam perusahaan peternakan modern tiap jenis bahan yang disimpan, harus dalam gudang-gudang yang sesuai dengan sifat barang yang disimpannya, agar tidak mengakibatkan turunnya mutu atau kualitas barang yang disimpan. Misalnya susu harus disimpan dalam kamar khusus (kamar susu).

  1. Ternak

Ternak dari sejak lahir sampai berproduksi, memerlukan biaya pemeliharaan. Semuanya harus dianggap sebagai penanaman modal. Apakah modal itu termasuk modal tetap atau bukan tergantung apakah modal tersebut diterima kembali dalam jangka waktu satu tahun atau lebih. Apabila pengeluaran dapat diterima kembali dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, misalnya anak ayam broiler, maka tidak termasuk sebagai modal tetap. Demikian juga dengan anak sapi yang dijual dalam umur satu tahun atau kurang tidak dianggap sebagai modal tetap tetapi biaya yang dikeluarkannya dianggap sebagai biaya eksplotasi.

Ternak Induk yang dipelihara untuk menghasilkan anak haruslah dianggap sebagai modal tetap. Oleh karena itu terhadap ternak induk dapat dibebankan biaya depresiasi. Karena walaupun pada awalnya ternak induk mengalami peningkatan nilai namun pada umur tertentu produktivitasnya mulai menurun sehingga nilainyapun menurun pula, oleh karena itu perlu diperhitungkan penyusutannya.

Ternak dalam perusahaan peternakan dapat dibedakan atas ternak usaha dan ternak kerja. Ternak usaha adalah untuk menghasilkan produk anak, susu, telur, daging dan sebagainya sedangkan ternak kerja untuk dipekerjakan dan dimanfaatkan tenaganya. Untuk ternak kerja walaupun dipelihara untuk dimanfaatkan tenaganya tetapi pada akhirnya setelah tidak produktif lagi akan menjadi ternak potong.


  1. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan dalam perusahaan peternakan merupakan barang modal tetap yang digunakan untuk memperlancar pekerjaan dengan tujuan memperoleh hasil yang tinggi dan biaya pokok yang rendah. Tujuan ini hanya akan dicapai bila mesin tersebut digunakan secara penuh, terus menerus dalam jangka waktu sepanjang mungkin. Dalam analisis jangka pendek, biaya mesin dan peralatan yang tahan lama ini tidak dibebankan dalam satu tahun analisis tapi menyebar sepanjang umur ekonomis nya berupa depresiasi (penyusutan).

Modal Tidak tetap

Modal tidak tetap adalah modal yang dalam proses produksi habis pakai dan pada tiap pengulangan produksi harus disediakan kembali. Pada umumnya yang digolongkan ke dalam modal tidak tetap adalah tanaman berumur semusim, alat-alat kecil yang lekas rusak, dana eksplotasi, pakan ternak dan termasuk pula diantaranya adalah modal operasional.

Dalam setiap perusahaan ada penerimaan dan pengeluaran. Dalam jangka pendek keadaan yang paling baik adalah apabila penerimaan dapat menutupi pengeluaran atas modal tidak tetap. Penerimaan dan pengeluaran tersebut harus terjadi berturut-turut dalam suatu cash flow yang baik.

5. KONSEKUENSI MODAL DAN PERALATAN


Menurut Suratiyah, 2006, bahwa terdapat 7 hal yang dapat dijelaskan pada konsekuensi modal dan peralatan yaitu sebagai berikut :

  1. Jenis konsekuensi

Pembagian modal atas dasar fungsinya sangat penting sehubungan dengan pembebanan modal dalam perhitungan biaya suatu kegiatan usahatani. Modal berdasarkan fungsinya dibagi dalam modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tidak tetap hanya dipakai dalam satu kali proses produksi maka keseluruhan nilai modal tidak tetap dibebankan dalam proses produksi yang bersangkutan sementara modal tetap perlu diperhitungkan dahulu karena tidak semua nilai modal tetap dibebankan pada proses produksi.

  1. Cara menghitung penyusutan

Untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya beritik tolak pada harga perolehan sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat. Ada empat macam cara untuk memperhitungkan nilai penyusutan yaitu garis lurus, unit performance, decreasing dan declining balance.

  1. Alat-alat pertanian sebagai modal tetap

Berbagai alat alat yang biasa digunakan dalam usahatani dapat merupakan modal tetap. Alat-alat tersebut adalah traktor, bajak, cangkul termasuk di dalamnya adalah ternak yang digunakan untuk menjalankan usahatani dan lain-lain.

  1. Traktor, truk dan lain-lain

Kelima konsekuensi penggunaan modal tetap diperhitungkan semuanya. Komplementer diperhitungkan karena traktor tersebut dapat memberikan manfaat jika ada pengemudi dan bahan bakarnya.

  1. Bajak, sabit, cangkul, dan lain lain

Untui alat-alat tersebut hanya diperhitungkan penyusutannya. Biasanya penyusutan oleh petani tidak disimpan dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk ternak berupa kambing atau ternak lain dengan maksud apabila bajak rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi maka kambing tersebut dapat dijual untuk membeli bajak yang baru.

  1. Ternak sapi

Dalam memperhitungkan ternak maka harus dipisahkan terlebih dahulu apakah ternak tersebut dianggap sebagai tenaga kerja atau sebagai modal peternakan. Jika ternak sebagai tenaga kerja maka penyusutan tidak diperhitungkan karena pada dasarnya semakin besar ternak semakin tinggi harganya karena adanya pertumbuhan. Dengan demikian yang perlu diperhitungkan hanyalah bunga, pemeliharaan, dan komplementer. Namun apabila ternak adalah sebagai ternak perah maka perllu diperhitungkan pula penyusutan, kompplementer, pemeliharaan bunga dan asuransi.

  1. Tanaman sebagai modal tetap

Sebelum dipungut hasilnya maka tanaman semusim merupakan modal tetap. Tanaman padi selama masih di lahan maka dianggap sebagai modal tetap tetapi jika sudah dipanen maka kehilangan sifatnya sebagai modal tetap. Dengan demikian maka sistem ijon merupakan penjualan modal tetap.

Tanaman keras merupakan modal tetap karena nilainya terus menerus ada sampai dengahn nilai ekonomisnya. Sebagai contoh tanaman karet maka penyusuitannya diperhitungkan dari biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan dari permulaan biaya sampai dengan menghailkan yang pertama kali.

Contohnya sebagai berikut :

Biaya bibit

Rp 1.000.000

Biaya pengolahan tanah

Rp 10.000.000

Pemeliharaan 6 tahun

Rp 20.000.000

Biaya lain lain

Rp 20.000.000 +

Jumlah

Rp 51.000.000


Jumlah biaya sampai menghasilkan yang pertama kali lebih kurang 6 tahun adalah sebesar Rp 51.000.000

Umur ekonomis karet = 25 tahun

Nilai sisa (kayu bakar) = Rp 1.000.000

Penyusutan per tahun = Rp 51.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp. 2.000.000

25

Oleh karena menggunakan metode garis lurus maka akan diperoleh nilai yang sama tiap tahunnya. Sementara biaya biaya sesudah menghasilkan akan diperhitungkan sebagai biaya operasional dan dibebankan pada masing-masing proses produksi atau tahun yang bersangkutan.

  1. Uang tunai sebagai modal

Uang tunai dipergunakan untuk memboiayai pembelian saran produksi, pengeluaran-pengeluaran untuk pihak ketiga (pajak, selamatan), pengolahan tanah dengan tenaga luar dan penggunaan modal tetap. Besar kecilnya kebutuhan uang tunai sebagai modal tidak sama tetapi tergantung pada lingkungan usahatani. Suatu daerah tertentu, pembayaran dengan uang tunai dilakukan dengan hak, bahan, atau bagian hasil sehingga kebutuhan akan uang tunai sebagai modal kecil. Sebaliknya, bila semua harus dibayar uang tunai maka kebutuhan akan uang tunai sebagai modal besar. Jadi besar kecilnya kebutuhan uang tunai sebagai modal sangat tergantung lingkungan serta kebiasaan kebiasaan yang ada di sekitar usahataninya.

  1. Tanah sebagai modal tetap

Tanah tidak ada penyusutan karena pada prinsipnya tanah dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, tidak akan rusak jika dipelihara dengan baik. Bahkan, jika pemeliharaannya baik maka kesuburan tanahpun akan ikut meningkat pula. Pada umumnya tanah juga tidak diasuransikan tetapi yang diasuransikan adalah tanamannya. Demikian juga biaya komplementer tanah tidak ada. Pada umumnya tanah hanya ada biaya bunga dan pemeliharaan. Untuk memperhitungkan biaya pemeliharaan tanah sulit karena tidak mudah membedakan pemeliharaan untuk tanah atau untuk tanamannya.

  1. Bangunan sebagai modal tetap

Pada umumnya biaya poenyusutan, asuransi, bunga, dan pemeliharaan bangunan diperhitungkan karena pada dasarnya bangunan memberikan manfaat pada jangka waktu tertentu saja. Untuk memberikan manfaat perlu dipelihara dan dalam hubungannya dengan resiko perlu diasuransikan, meskipun tidak semua bangunan dapat diasuransikan.



REFERENSI


Downey dan Erickson, 1992. Manajemen Agribisni. Penerbit Erlangga. Jakarta


Heru, dkk., 2010. Modul Usahatani, Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya


Suratiyah, 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta





PROPAGASI

    1. Tugas Pembelajaran

  1. Cari penjelasan lebih lanjut tentang beberapa metode atau cara penghitungan penyusutan seperti yang dijelaskan sebelumnya dan berikan contoh perhitungannya.

  2. Carilah beberapa penjelasan lain yang menyangkut tentang modal dan peralatan dalam usahatani serta uraikan secara detil.


    1. Rancangan Tugas

  1. Metodologi dan acuan tugas:

    1. Tugas dikerjakan secara berkelompok

    2. Baca beberapa literatur usahatani untuk memperkaya penjelasan tugas

  2. Keluaran Tugas

    1. Dokumen pada tugas pembelajaran di atas dikerjakan dengan tulisan tangan

    2. Buat file untuk dipresentasikan yang berisi tentang tugas pembelajaran tersebut



Page 7 of 7



ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR MEMENUHI AMANAT UNDANGUNDANG
b ab Tuju Akuntansi Belanja di Bpkad a Pengantar
DAFTAR ISI 1 KATA PENGANTAR 2 VISI DAN MISI


Tags: brawijaya university, universitas brawijaya, pengantar, brawijaya, usaha, university, modal, peralatan