JURNAL MOTIF WARGA KARESIDENAN SURAKARTA BERKONTRIBUSI DALAM

110 JURNAL IPTEK VOL16 NO2 DESEMBER 2012 DISTILASI UAP
4 JURNAL SAINS DAN SENI ITS VOL X NO
4 JURNAL TEKNIK POMITS VOL 1 NO 1 (2012)

8 JURNAL PENGEMBANGAN MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN ALIH TUGAS (TASK
ASSYAR’I JURNAL BIMBINGAN & KONSELING KELUARGA PISSN 26564807 EISSN
Berita_Acara_Serah_Terima_Jurnal_MAP

JURNAL

MOTIF WARGA KARESIDENAN SURAKARTA BERKONTRIBUSI

DALAM RUBRIK JURNALISME WARGA

(Studi Deskriptif Kualitatif pada Partisipan Citizen Journalism

dalam Memproduksi Berita di Rubrik Jurnalisme Warga Koran Solopos)



JURNAL  MOTIF WARGA KARESIDENAN SURAKARTA BERKONTRIBUSI  DALAM



Oleh:

Siti Jauharoh Kartika Sari

D1215052






PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

MOTIF WARGA KARESIDENAN SURAKARTA BERKONTRIBUSI

DALAM RUBRIK JURNALISME WARGA

(Studi Deskriptif Kualitatif pada Partisipan Citizen Journalism

dalam Memproduksi Berita di Rubrik Jurnalisme Warga Koran Solopos)


Siti Jauharoh Kartika Sari

Firdastin Ruthnia Y.

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta


Abstract

The research started from the author’s attention to mass media struggled with news that only fixeated on oriented issues about the owner interests. Information spaces are increasingly controlled and owned by media owners only. The appearance of information blocks and delayed feedback make the citizens become a passive consumer of media only and has no space to express their aspirations.

The research method used in this research is qualitative descriptive method. The study to know the partisipants motive in Jurnalisme Warga rubric of Solopos newspaper as citizen journalism activities to channel their information, aspirate expression and opinion intended for public as manifestation from Indonesia’s democracy which provided by constitutional. The author checks the validity of data with data source triangulation. The author in this study using interview techniques. Research subjects in this study were five people from Surakarta Residence who active as Jurnalime Warga rubric partisipant by using purposive sampling.

Based on the result of the research, the informants contribute to citizen journalism activities in Jurnalisme Warga rubric were the encouragement to do their group or organization publicity in the form of simple press release, and as a media relations activities. In addition, they also want to inspire the public to do activities of citizen journalism and activities as written in the news.


Keywords: Citizen Journalism, Motivation, Jurnalisme Warga Rubric, Solopos, Surakarta Residence.


Pendahuluan

Dunia komunikasi tengah berubah. Perubahan ini berjalan sangat cepat dan tidak mudah diprediksi, sejalan dengan cepatnya arus pertukaran informasi. Tuntutan khalayak terhadap informasi semakin tinggi. Khalayak semakin merasa informasi menjadi hal yang sangat penting di era modern sekarang ini. Tak heran apabila informasi menjadi salah satu kebutuhan utama khalayak dan menjadi hal wajib yang harus terpenuhi. Hingga akhirnya ledakan informasi muncul di Abad XXI. Orang biasa menyebutnya dengan Knowledge Era atau Abad Informasi. Berbagai informasi dapat tersebar dengan cepat tanpa mengenal batas wilayah, bahasa, budaya, agama, kelas, sosial, dan lain sebagainya.

Adanya kebebasan berpendapat sebagai salah satu unsur demokrasi di Indonesia yang terjamin oleh UUD 1945 membebaskan masyarakat menyampaikan pendapatnya melalui lisan, tulisan, dan sebagainya. Salah satu bentuk kebebasan berpendapat yaitu melalui tulisan dan opini di media massa. Masyarakat juga memiliki kebutuhan berpendapat dan memberitakan apapun yang memiliki nilai berita agar menjadi sorotan publik. Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan media massa untuk menyebarkan informasi agar dapat menjangkau khalayak luas. Sementara surat kabar merupakan salah satu media massa yang memiliki jangkauan luas tersebut. Surat kabar menjadi bagian dari komunikasi massa yang diasumsikan memegang posisi penting dalam masyarakat.

Di tengah tingginya kebutuhan warga masyarakat untuk menyebarkan informasi, media sebagai arus utama masih banyak yang berkutat dengan berita yang hanya terpaku pada isu-isu yang berorientasi kepada kepentingan pemilik. Menurut Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono kebebasan pers di Indonesia semakin terancam dan mudah disusupi kepentingan. Ia mengatakan, di era keterbukaan informasi seperti saat ini orang-orang berlomba membuat media yang dipakai sebagai senjata untuk kepentingannya (makassar.tribunnews.com, 2016).

Khalayak semakin merasa tidak terpenuhi kebutuhan menyebarkan informasi melalui media massa karena kurangnya ruang untuk mengekspresikan aspirasi. Ruang-ruang informasi semakin dikuasai dan hanya dimiliki oleh para pemilik media. Adanya sumbatan-sumbatan informasi dan umpan balik yang tertunda membuat masyarakat hanya menjadi konsumen pasif media dan tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan aspirasinya.

Jurnalisme warga menjadi gagasan solutif yang menggaungkan demokrasi. Kehadiran jurnalisme warga meruntuhkan ketidakpuasan publik terhadap media massa yang tidak berfungsi sebagai ruang aspirasi publik. Dengan adanya jurnalisme warga, media massa tidak lagi menempatkan warga sebagai konsumen atau obyek berita. Jurnalisme warga memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berpendapat melalui tulisan dan mampu meliput serta memberitakan apapun yang memiliki nilai berita tanpa khawatir adanya pemberedelan.

Kecanggihan teknologi telah membuat siapa pun menjadi citizen journalism. Warga berbondong-bondong lari ke media citizen journalism yang betul-betul dibuat oleh dan untuk warga masyarakat. Citizen journalism merupakan konsep di mana publik biasa yang tidak memiliki pendidikan formal mengenai jurnalisme memainkan peran aktif dalam kegiatan memproduksi, menganalisis, dan melaporkan informasi peristiwa dengan mengadopsi peran jurnalis.

Harian Umum Solopos yang sudah terbit sejak 19 September 1997 merupakan surat kabar regional di Karesidenan Surakarta. Sebagai salah satu surat kabar terbesar di Karesidenan Surakarta, Solopos menyediakan ruang bagi warga yang ingin menyampaikan informasi melalui rubrik Jurnalisme Warga. Media Solopos membuat rubrik Jurnalisme Warga sebagai ruang untuk saling bertukar informasi bagi warga masyarakat. Sesuai dengan namanya, rubrik ini menggunakan konsep citizen journalism yang membebaskan warga masyarakat untuk mencari, mengolah, dan menganalisis peristiwa di sekitarnya untuk dijadikan berita dan dilengkapi dengan foto yang mendukung. Dengan kecanggihan penyebaran informasi sekarang ini, redaksi Solopos menampung seluruh kiriman berita-berita dari masyarakat menggunakan media yang saat ini banyak digandrungi masyarakat yaitu WhatsApp (WA), kemudian redaksi memilah dan memilih berita-beritanya untuk diterbitkan dalam koran Solopos.

Meski baru sekitar satu tahun sejak diterbitkan tahun 2016, rubrik Jurnalisme Warga telah memiliki partisipan tetap dan partisipan-partisipan baru yang terus bermunculan. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Solopos yaitu semakin banyak orang yang mengenal koran lokal ini. Jurnalis warga koran Solopos yang terdiri dari usia remaja sampai dewasa ini tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Karesidenan Surakarta.

Warga Karesidenan Surakarta merupakan warga yang aktif dalam kegiatan citizen journalism yang di media Solopos. Hal ini ditunjukkan dengan data jumlah kontributor rubrik Jurnalisme Warga yang meningkat pesat pada bulan Maret 2017 yang berjumlah 353 dari yang sebelumnya di bulan Februari 2017 berjumlah 191.

Hadirnya rubrik Jurnalisme Warga di media massa cetak Solopos dirasakan bukan hanya sebagai demokratisasi media, tetapi juga sebagai wadah peran aktif masyarakat Karesidenan Surakarta sebagai subjek maupun objek informasi. Menurut Olii (2007, 11), sebagian besar individu memiliki kebebasan mengeluarkan pendapat (opini), sedangkan media massa memiliki kebebasan menyebarkan opini. Seringkali berita yang diberikan oleh wartawan warga amatir tampak lebih kredibel daripada narasi palsu buatan rezim pembentukan (Doran dalam German, 2014: 6).

Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti mengkaji dan melihat lebih mendalam mengenai motivasi partisipan dalam rubrik Jurnalisme Warga Solopos dalam menyebarkan informasi. Fenomena kehadiran citizen journalism merupakan sebuah realitas sosial. Rangsangan maupun dorongan perilaku masyarakat berperan aktif menjadi citizen journalist tentunya berbeda-beda. Melalui Teori E-R-G dan Teori Tiga Kebutuhan, peneliti membahas tentang motivasi pelaku citizen journalist dalam memproduksi informasi yang berupa karya jurnalistik. Setiap warga masyarakat Karesidenan Surakarta yang menjadi partisipan rubrik Jurnalisme Warga memiliki motivasi atau dorongan terutama untuk mengekspresikan aspirasi berupaa ide, opini, maupun informasi dari publik.


Perumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka peneliti memfokuskan masalah penelitian Skripsi ini yaitu “Bagaimanakah motif warga Karesidenan Surakarta berpartisipasi menjadi citizen journalism dalam rubrik Jurnalisme Warga di surat kabar harian Solopos?”


Telaah Pustaka

  1. Komunikasi

Shannon dan Weaver (1949) dalam Cangara (2005: 19-20) mengatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

  1. Opini Publik

Opini publik menyiratkan adanya masalah atau situasi yang bersifat kontroversial. Yakni, publik secara spontan terpikat pada masalah tertentu, melibatkan diri ke dalamnya, dan berusaha memberikan pendapatnya. Di situ timbul timbul kesempatan bertukar pikiran atau berdebat, ada interaksi antarindividu, dan menghasilkan pernyataan opini yang bersifat kolektif (Olii dan Erlita, 2011: 29). Citizen journalism dapat menjadi sebuah kegiatan penyampaian opini publik yang cukup efektif dalam bentuk berita. Media massa membangun opini publik melalui citizen journalism untuk kepentingan pembaca dan masyarakat lainnya, agar citra lembaga penerbitan mereka lebih dipercaya.

  1. Jurnalisme

Nurudin (2009) mengatakan jurnalisme bisa dikatakan sebuah perilaku khas yang dipunyai seseorang atau sekelompok orang yang bertugas mencari, menulis, menginformasikan fakta kepada orang lain melalui media.

  1. Jurnalisme Cetak

Ruang lingkup jurnalisme cetak meliputi koran, majalah, tabloid, dan lain-lain. Masing-masing jenis itu berbeda satu sama lain dalam penyajian tulisan dan rubriknya. Yang membedakan jurnalisme media cetak dengan jurnalisme siaran atau jurnalisme online adalah waktu penyajian yang dibutuhkan lebih panjang sehingga media cetak akan menampilkan tulisan yang lebih mendalam disertai dengan analisis dan data yang tajam. Menurut Nurudin (2009: 14) pada media cetak terutama koran harian yang menyajikan informasi pada esok harinya, memungkinkan dilakukan investigasi yang mendalam karena waktu yang disediakan pun cukup longgar untuk merencanakan berita (siapa yang diwawancarai, data apa yang dibutuhkan) hingga menulis beritanya.

  1. Citizen Journalism

Bowman & Willis (2003: 9) mendefinisikan participatory journalism yang dipahami sebagai kata lain dari citizen journalism, sebagai sebuah keadaan di mana citizen mempunyai peran aktif dalam mengumpulkan, melaporkan, menganalisis dan mendistribusikan berita dan informasi. Pendapat ini hampir mirip dengan pendapat Gillmor dalam Aitamurto (2015: 3) yang mengatakan, “In citizen journalism, people who are not professional journalist produce news and content that can be perceived as journalism.

  1. Release

Press release atau siaran pers merupakan informasi yang diproduksi oleh organisasi yang biasanya dilakukan oleh Public Relations. Informasi tersebut pada umumnya adalah informasi yang berkaitan dengan perkembangan organisasi, peristiwa atau kejadian khusus, pergantian manajemen/kebijakan atau hal lain yang memiliki nilai berita yang tinggi (Wardhani, 2008: 79).

  1. Motivasi

Menurut pendapat Rakhmat dalam Kristanto (2010: 10), dijelaskan bahwa motivasi merupakan dorongan yang terkait dengan adanya suatu tujuan. Motivasi tidak bisa diamati dan yang bisa diamati adalah perilakunya. Dari bentuk-bentuk perilaku dapat disimpulkan adanya kebutuhan dan motivasi.

  1. Teori E-R-G

Teori ini dikembangkan oleh Clayton Alderfer dari Universitas Yale. Teori yang merupakan simplifikasi dan pengembangan lebih lanjut dari Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow ini, dibagi menjadi tiga (Siagian, 1989: 166), yaitu:

  1. Existence (Keberadaan), yaitu kebutuhan nyata setiap orang untuk mempertahankan dan melanjutkan eksistensinya secara terhormat.

  2. Relatedness (Hubungan), yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

  3. Growth (Pertumbuhan), yaitu kebutuhan yang pada dasarnya tercermin pada keinginan seseorang untuk bertumbuh dan berkembang, misalnya dalam peningkatan keterampilan dalam bidang pekerjaan atau profesi seseorang.

  1. Teori Tiga Kebutuhan

Teori ini dikemukakan oleh David McClelland beserta rekan-rekannya. Inti teori ini seperti yang dikutip dalam Siagian (1989: 167) mengatakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu:

  1. Need for Achievement (nAch), yaitu kebutuhan di mana setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya.

  2. Need for Power (nPo), yaitu kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain.

  3. Need for Affiliation (nAff), yaitu kebutuhan nyata dari setiap manusia, terlepas dari kedudukan, jabatan, dan pekerjaannya yang tercermin pada keinginan berada pada situasi bersahabat dalam interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi.


Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori motivasi dari Clayton Alderfer yaitu teori E-R-G dan David McClelland yaitu teori tiga kebutuhan, yang berfokus pada bagaimana motif warga Karesidenan Surakarta berpartisipasi menjadi citizen journalism dalam rubrik Jurnalisme Warga di surat kabar harian Solopos. Subjek pada penelitian ini adalah partisipan rubrik Jurnalisme Warga dari wilayah Karesidenan Surakarta yang aktif berkontribusi dan sesuai rekomendasi dari pihak redaksi Solopos.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara. Peneliti melakukan validitas data dengan triangulasi sumber data, yaitu dengan menggali kebenaran informasi dari hasil wawancara dengan informan kemudian memeriksa bukti-bukti dokumentasi berupa naskah asli kiriman informan untuk rubrik Jurnalisme Warga dan naskah yang sudah difilter oleh redaksi. Angen dalam Creswell (2014: 345) memaparkan, bahwa validasi adalah “penilaian tentang kelayakan-dipercaya atau kebagusan dari penelitian.”


Sajian dan Analisis Data

  1. Pemahaman Jurnalisme Warga

Pemahaman tentang jurnalisme warga atau citizen journalism adalah bagaimana setiap informan memaparkan apa itu jurnalisme warga menurut yang dia ketahui. Peneliti ingin mencari temuan-temuan baru yang diketahui para informan.

Peneliti menemukan bahwa seluruh informan, secara harfiah mereka paham apa itu jurnalisme warga. Terdapat kemiripan definisi jurnalisme warga menurut informan dengan definisi jurnalisme warga menurut Bowman & Willis (2003: 9) yang mendefinisikan participatory journalism (nama lain dari citizen journalism) sebagai peran aktif masyarakat dalam mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, serta mendistribusikan berita dan informasi, juga pendapat dari Gillmor dalam Aitamurto (2015: 3) yang mengatakan jurnalisme warga sebagai kegiatan yang dilakukan masyarakat bukan jurnalis profesional untuk memproduksi berita dan konten. Para informan memahami bahwa citizen journalism merupakan kegiatan masyarakat dalam memproduksi dan mendistribusikan berita layaknya seorang jurnalis.

Penjelasan informan kelima sesuai dengan pendapat ahli Romli (2012: 22) bahwa citizen journalism yakni laporan by the people (oleh publik) sehingga jurnalistik atau pemberitaan tidak lagi dimonopoli para wartawan. Peneliti juga menemukan bahwa informasi yang diproduksi oleh citizen journalist merupakan informasi dari aktivitasnya sendiri atau kejadian yang lokasinya dekat dengan tempat tinggalnya. Sepadan dengan pendapat Mulyana (2011: 468-469) bahwa dengan adanya citizen journalism, orang semakin tertantang untuk mengirimkan aneka informasi yang dekat dengan lokasi tempat tinggal atau aktivitasnya ke media penyelenggara citizen journalism.

Kelima informan memahami bahwa rubrik Jurnalisme Warga merupakan tempat menyalurkan tulisan dan informasi mengenai kegiatan yang dekat dengan lingkungn informan. Dengan adanya rubrik Jurnalime Warga di Solopos, orang akan semakin tertantang untuk mengirimkan aneka informasi yang dekat dengan lokasi tempat tinggal atau dekat dengan aktivitasnya sehari-hari kepada media tersebut.

Para informan memandang diri mereka sebagai masyarakat biasa yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal ilmu jurnalistik, namun mereka mendapatkan pengetahuan jurnalistik dari seringnya berinteraksi langsung dengan orang-orang media, dari pelatihan jurnalistik, maupun belajar secara autodidak. Minimal mereka tahu 5W+1H sebagai dasar dalam meliput dan membuat berita.

  1. Alasan Mengirim Berita dan Motif Berkontribusi dalam rubrik Jurnalisme Warga

Kegiatan citizen journalism yang diungkap dalam penelitian ini adalah kegiatan citizen journalism pada rubrik Jurnalisme Warga. Kajian tentang citizen journalism ini merupakan kajian komunikasi yang terkait dengan opini publik yang merupakan bentuk dari umpan balik (feedback) dari proses komunikasi massa dengan media Solopos. Di mana warga Karesidenan Surakarta menggunakan rubrik Jurnalisme Warga dalam media massa Solopos untuk menyalurkan kebutuhannya dalam berpendapat dan beraspirasi. Motivasi menjadi dasar utama bagi seseorang dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan berbagai kebutuhannya. Dengan kata lain motivasi yang berasal dari dalam diri manusia dapat dicari atau ditemukan melalui penggunaan media.

Motivasi adalah kebutuhan kejiwaan yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan atau sasaran. Motivasi merupakan proses yang amat penting dalam pemuasan berbagai kebutuhan dan menjamin berbagai kepentingan (Siagian, 1989: 138-142). Jadi, motivasi adalah dorongan dalam diri manusia agar mau mencapai tujuan. Dorongan di sini adalah desakan alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup.

Untuk mengetahui alasan partisipan mengirim berita dan motif berkontribusi dalam rubrik Jurnalisme Warga, cara pertama peneliti mencari tahu alasan berkontribusi dalam rubrik Jurnalisme Warga dilakukan melalui wawancara kepada para informan dengan beberapa pertanyaan mengenai faktor-faktor berpengaruh pada kompleksitas manusia dan motivasinya, yaitu: karakteristik biografikal, kepribadian, persepsi, kemampuan belajar, nilai-nilai yang dianut, sikap, kepuasan kerja, dan kemampuan. Jawaban para informan kemudian dikelompokkan berdasarkan teori Tiga Kebutuhan dan teori E-R-G. Kebutuhan yang disebutkan dalam teori-teori tersebut merupakan motivasi yang paling sering dipakai citizen journalist dalam berkontribusi pada rubrik Jurnalisme Warga. Penelitian ini terfokus pada dua teori tersebut.

Cara berikutnya atau kedua, peneliti mencari tahu motivasi mengirim berita pada rubrik Jurnalisme Warga dengan menggunakan cara cross cek data antara apa yang ditemukan peneliti mengenai alasan berkontribusi dalam rubrik Jurnalisme Warga melalui wawancara dengan apa yang ditemukan peneliti pada studi dokumentasi berita yang dimuat dalam rubrik Jurnalisme Warga.

Informan keempat dan kelima diketahui memiliki motif untuk memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk membanggakan diri dalam kontribusinya menjadi jurnalis warga. Informan pertama, kedua, ketiga, dan keempat mengaku memiliki motif untuk mempengaruhi orang lain, yaitu pengaruh untuk perubahan sosial dari kelompok atau wilayah, pengaruh untuk menginspirasi orang lain agar tertarik mengadakan kegiatan seperti yang diberitakan ataupun tertarik untuk melakukan kegiatan jurnalisme warga.

Kemudian, kelima informan sama-sama menjelaskan bahwa mereka memiliki alasan sama-sama ingin mengaitkan keberadaannya dengan orang lain. Mereka mempunyai rasa memiliki hubungan di dalam kelompok, memiliki keinginan untuk membantu orang lain dengan membuatkan berita bagi kepentingan orang lain tersebut, karena adanya rasa tanggung jawab dan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik, serta keinginan untuk berelasi dengan media, serta sebagai cara partisipan untuk bersosialisasi kepada publik. Sama halnya dengan motif untuk mengeksistensikan pribadi dan kelompok, yang juga dimiliki oleh kelima informan. Dalam motif eksistensi, informan berkontribusi di rubrik Jurnalisme Warga karena ingin meningkatkan aktualisasi dan image branding.

Informan pertama, ketiga, dan keempat sama-sama memiliki kebiasaan menulis apapun yang ada di sekitarnya, dan sudah lama akrab dengan dunia jurnalistik. Oleh karena itu, mereka memiliki motivasi untuk bertumbuh dan berkembang, menerapkan ilmu mereka di bidang jurnalistik dengan mengikuti kegiatan jurnalisme warga.

Bergerak pada kegiatan citizen journalism pada umumnya akan secara sukarela membagi berita pada masyarakat. Mayoritas informan menjelaskan tidak memiliki motif untuk mendapatkan imbalan dari Solopos.

  1. Setelah Berpartisipasi Sebagai Jurnalis Warga

Setelah berpartisipasi dalam kegiatan citizen journalism di rubrik Jurnalisme Warga, terdapat perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang. Pada bagian ini akan dipaparkan penemuan-penemuan penelitian tentang bagaimana seseorang setelah melakukan kegiatan citizen journalism. Setelah mengirimkan berita di rubrik Jurnalisme Warga dan dimuat, kelima informan memiliki kepuasan tersendiri. Tidak hanya diri sendiri saja yang puas, informan pertama, kedua, dan kelima mengaku ada orang lain yang mengapresiasi tulisannya di Solopos.

Evaluasi dilakukan oleh partisipan citizen journalism saat karya jurnalistiknya tidak dimuat oleh Solopos, format yang dikirim berbeda dengan yang dimuat, atau mungkin karena pihak redaksi memberikan komentar maupun pertanyaan yang menunjukkan berita yang dikirimkan partisipan kurang jelas informasinya. Informan kedua dan kelima menjelaskan bahwa mereka melakukan evaluasi tersebut.

Berkontribusi sebagai pewarta warga secara tidak langsung memengaruhi seseorang untuk lebih mempelajari tentang jurnalistik. Hal ini disebabkan media massa memiliki standar tersendiri agar tulisan orang lain dapat dimuat. Informan ketiga, keempat, dan kelima mengaku lebih mempelajari jurnalistik untuk meningkatkan kompetensinya dalam menulis di rubrik Jurnalisme Warga.

  1. Analisis Data

Secara garis besar, berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara, seluruh informan menggunakan rubrik Jurnalisme Warga sebagai ruang untuk mensosialisasikan berbagai informasi secara suka rela di mana ia menjadi anggota kelompok, agar dirinya maupun kelompoknya dapat eksis di media massa. Sosialisasi dan pengumuman kegiatan dalam suatu kelompok termasuk dalam kegiatan publisitas. Publisitas dalam rubrik Jurnalisme Warga dibuat demi kepentingan organisasi yang diwakili oleh humas atau yang mewakilinya, sedangkan berita dibuat demi kepentingan masyarakat.

Kontributor rubrik Jurnalisme Warga mengirimkan rilis sederhana kepada redaksi rubrik Jurnalisme Warga dengan harapan dapat disiarkan. Rilis yang dikirimkan tersebut juga harus menyangkut kepentingan masyarakat. Jika tidak berkaitan dengan kepentingan umum, redaksi rubrik Jurnalisme Warga tidak akan bersedia menyiarkannya. Redaksi bebas menolak, karena rubrik Jurnalisme Warga memang tidak dipungut bayaran. Kegiatan citizen journalism di rubrik Jurnalisme Warga juga merupakan salah satu kegiatan media relations dari individu maupun kelompok. Partisipan juga memiliki motif untuk menginspirasi orang lain dengan informasi dari rilis yang ia publikasikan dan menginspirasi orang lain untuk ikut serta menjadi partisipan rubrik Jurnalisme Warga.




Kesimpulan

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah mengumpulkan berbagai macam data yang diperlukan mengacu pada lokasi, sumber, dan teknik pengumpulan data, sebagaimana yang penulis jelaskan pada Bab I. Data-data yang terkumpul dianalisis dalam Bab III.

Berdasarkan penelitian dan analisis data, dapat disimpulakan bahwa motif warga Karesidenan Surakarta berkontribusi pada rubrik Jurnalisme Warga koran Solopos adalah:

  1. Motif untuk melakukan publisitas kelompok atau organisasinya dengan bentuk rilis sederhana ala masyarakat tentang kegiatan atau peristiwa. Rilis yang dikirimkan berupa berita-berita kegiatan di lingkungan kelompoknya. Partisipan memandang diri mereka sebagai masyarakat biasa yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal ilmu jurnalistik, namun mereka mendapatkan pengetahuan jurnalistik dari seringnya berinteraksi langsung dengan orang-orang media, dari pelatihan jurnalistik, maupun belajar secara autodidak. Minimal mereka tahu 5W+1H sebagai dasar dalam meliput dan membuat berita.

  2. Motif untuk melakukan kegiatan media relations dari individu maupun kelompok berupa pengiriman berita atau informasi kepada media Solopos. Kegiatan media relations ini akan berdampak pada meningkatnya aktualisasi kelompok. Dengan pengiriman berita dan dimuat di rubrik Jurnalisme Warga ini, akan memberikan brand image (citra merek) yang baik pula bagi kelompok, sehingga meningkatkan kepercayaan dari khalayak luas terhadap kelompok tersebut.

  3. Selain itu juga agar bisa menginspirasi khalayak luas dengan kegiatan yang dilakukan kelompok atau organisasi serta untuk menginspirasi khalayak luas untuk ikut serta menjadi partisipan rubrik Jurnalisme Warga. Dengan mengirimkan berita pada rubrik Jurnalisme Warga tentunya akan menarik minat masyarakat luas untuk melakukan kegiatan yang memiliki nilai manfaat bagi khalayak, sehingga mereka juga dapat turut serta berpartisipasi mengirimkan berita kegiatan di rubrik Jurnalisme Warga Solopos.


Saran

Melalui penelitian pada warga masyarakat Karesidenan Surakarta yang mengenai motif berkontribusi dalam rubrik Jurnalisme Warga Solopos, terdapat saran sebagai berikut:

  1. Bagi masyarakat Karesidenan Surakarta partisipan rubrik Jurnalisme Warga

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat melakukan publisitas kelompok atau organisasinya di rubrik Jurnalisme Warga. Penting bagi partisipan untuk lebih mempelajari kaidah penulisan di media massa agar tulisan dapat menyangkut kepentingan masyarakat sehingga bisa dimuat di rubrik Jurnalisme Warga.

  1. Bagi institusi media Solopos

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa motif warga Karesidenan Surakarta berkontribusi dalam rubrik Jurnalisme Warga adalah untuk melakukan publisitas dan menginspirasi khalayak luas. Untuk mengoptimalkan penggunaan rubrik tersebut maka perlu penambahan ruang untuk rubrik Jurnalisme Warga di koran Solopos dan diadakannya pelatihan penulisan di media massa untuk masyarakat Kersidenan Surakarta.


DAFTAR PUSTAKA

Aitamurto, Tanja. 2015. Motivation Factors in Crowdsourced Journalism: Social Impact, Social Change, and Peer Learning. Jurnal. USA: Stanford University.

Bowman, Shayne, dan Chris Willis. 2003. We Media: How audience are shaping the future of news and information. USA: The American Press Institute.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

German, Kathleen. 2014. Social Media and Citizen Journalism in the 2009 Iranian Protests: The Case of Neda Agha-Soltan. Jurnal. USA: Media Studies, Miamy University.

Kristanto, Bayu. 2010. Facebook sebagai Media Komunikasi. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret.

Olii, Helena. 2007. Opini Publik. Jakarta: PT INDEKS.

Olii, Helena dan Novi Erlita. 2011. Opini Publik (Edisi Kedua). Jakarta: PT INDEKS.

Mulyana, Deddy. 2011. Komunikasi Kontekstual: Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Romli, Asep Syamsul M. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online (Dilengkapi Kiat Blogger, Teknik SEO, dan Tips Media Sosial. Bandung: Nuansa Cendekia.

Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara.

Syam, Fahrizal. Ketua AJI Indonesia: Kebebasan Pers Semakin Terancam. https://makassar.tribunnews.com/amp/2016/08/28/ketua-aji-indonesia-kebebasan-pers-semakin-terancam, (diakses 20 Agustus 2017, pukul 16.30 WIB)

Wardhani, Diah. 2008. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

0




ETIKA PUBLIKASI HASIL TUGAS AKHIR PADA JURNAL ILMIAH DEWAN
FJ3RELPUBLICE2 FILOSOFIE SI JURNALISM RELATII PUBLICE TRUEFALSE 1 DIN
FRUBM9119V0R2 JURNAL XXXXXXX VOLX (NO X ) NO


Tags: berkontribusi ===============================================, surakarta berkontribusi, berkontribusi, karesidenan, dalam, jurnal, warga, surakarta, motif