12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

1 ANALISIS FUNCIONAL Y SINTAXIS Y SEMANTICA DE PERSONAJES
18 “VIOLENCIA EN LAS AMERICAS” ANALISIS REGIONAL
(B KESEHATAN) KLONING DAN ANALISIS MOLEKULER GEN UTUH HEPATITIS

02_analisis_y_sintesis
1 ANALISIS DE IDEAS EXPRESAR NUESTRO GUSTO O
10 ANALISIS PREFERENSI DAN TINGKAT KEPENTINGAN SERTA KEPUASAN KONSUMEN

BAB 2

12


BAB 2

ANALISIS DAN PERANCANGAN


2. 1 Analisis

2.1.1 Perbedaan antara Modulasi AM dengan Modulasi FM

a. ) Modulasi AM

Dari banyak teknik modulasi, AM dan FM adalah modulasi yang banyak diterapkan pada radio siaran. Keduanya dipakai karena tekniknya relative lebih mudah dibandingkan dengan teknik – teknik lain, dengan begitu rangkaian pemancar dan penerima radionya lebih sederhana dan mudah dibuat sendiri. Di pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah seiring dengan perubahan sinyal informasi ( suara ) yang dimasukan. Frekuensi gelombang carrier nya relative tetap. Setelah itu dipancarkan melalui antena. Perancangan perangkat keras Modulator Amplitudo atau sering disebut pemancar AM agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuat diagram blok dari sistem kerja perangkat keras Modulator AM ( Pemancar AM ) yang telah terbagi menjadi beberapa bagian blok diantaranya :



12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS


Gambar 2. 1 Skema Blok Modulator AM

b.) Modulasi FM

Di pemancar radio dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitude gelombang carrier relative tetap, setelah dilakukan penguatan daya sinyal ( agar bias dikirim dengan jarak yang jauh ), gelombang yang telah tercampur tadi dipancarkan melalui antenna. Seperti halnya gelombang termodulasi AM, gelombang ini pun akan mengalami redaman oleh udara dan mendapat interferensi dari frekuensi – frekuensi lain, noise, atau bentuk – bentuk gangguan lainnya. Tetapi karena gangguan itu umumnya berbentuk variasi amplitude, kecil kemungkinan dapat mempengaruhi informasi yang menumpang dalam frekuensi gelombang carrier. Akibatnya, mutu informasi yang diterima tetap baik, dan kualitas audio yang diterima juga lebih tinggi daripada kualitas audio termodulasi dengan AM. Jadi informasi ( musik ) yang kita dengarkan akan serupa dengan kualitas musik yang dikirim oleh stasiun radio sehingga tidak salah bila stasiun – stasiun radio siaran lama ( yang dulunya AM ) pindah ke teknik modulasi ini. Sementara stasiun – stasiun radio baru juga langsung memilih FM.


2. 2 Perancangan

2.2.1 Perancangan dan Pembuatan PCB

Dalam pembuatan PCB sebaiknya dibuat dengan menggunakan computer agar tidak terjadi kesalahan dalam perancangan dan pembuatan PCB. Banyak yang harus diperhatikan dalam pembuatan PCB, yaitu jalur – jalur dan penempatan tata letak dari pada komponen. Untuk membuang tegangan yang tidak terpakai, usahakan jalur ground dibuat lebih besar. Untuk menghindari oscillator agar tidak presisi oleh induksi magnetic, maka usahakan tidak terlalu dekat dengan transformator. Jika jalur – jalur komponen yang dibuat sudah selesai, dan yakin tidak terjadi kesalahan maka langkah selanjutnya adalah melarut PCB untuk membuang lapisan tembaga yang tidak terpakai dengan menggunakan Ferry Chloride (FeCl3). Jika sudah selesai melarut kemudian langkah selanjutnya adalah mengebor untuk penempatan kaki – kaki komponen yang sudah ditentukan tadinya, kemudian melakukan penyolderan.

      1. Pemasangan Komponen

Untuk mencoba rangkaian pertama kita harus melakukan pengujian gambar rangkaian tersebut dengan memasang komponen pada PCB bolong, setelah itu kita rangkai seperti gambar rangkaian yang sudah ditentukan, misalnya Modulator AM. Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka tahap berikutnya adalah pemasangan komponen pada PCB yang sudah dibuat tadi. Untuk pemasangan komponen terlebih dahulu kita harus tau karakteristik dari komponen tersebut misalnya transistor, kita harus tau basis, emitter, dan collectornya. Penyolderan komponen terlalu lama juga menyebabkan komponen tersebut putus atau mati. Jika dalam rangkaian menggunakan IC sebaiknya menggunakan socket agar terhindar dari panasnya solder. Untuk melakukan penyolderan sebaiknya dilakukan bertahap seperti menyolder komponen yang tahan panas terlebih dahulu kemudian baru dilakukan penyolderan seperti IC dan Transistor.




2.3 Cara Kerja dari Rangkaian Modulator AM

2.3.1 Rangkaian Oscilator

Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun system komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan sempurna. Pada system komunikasi, oscilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi. Pada rangkaian oscillator ini kita menggunakan oscillator kristal, dimana kristal disini dapat dipergunakan untuk menggantikan seluruh rangkaian tank LC atau dapat pula untuk menggantikan salah satu reaktans dalam sebuah rangkaian tank. Rangkaian oscillator kristal mengilustrasikan metode itu. Oscillator kristal seperti oscillator Clapp pada dasarnya merupakan oscillator Colpitt yang inductornya di dalamnya digantikan oleh kristal. Energi apapun yang diambil kembali dari rangkaian untuk menggerakan amplifier secara berturut – turut merupakan ekivalen perusakan kristal itu, dan untuk memperkecil efek pembebanan – nya harus digunakan rangkaian penggandengan khusus. Dalam prakteknya sebuah rangkaian tank parallel ditala pada frekuensi yang diinginkan ditempatkan didalam rangkaian collector, dan tahap berikutnya adalah trafo yang dicopel melalui tank ini. Impedans beban diberikan pada amplifier itu dengan demikian dapat ditingkatkan sampai titik di mana tidak banyak mempengaruhi kristal tersebut.


12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

Gambar 2. 2 Rangkaian Oscillator Kristal


2.3.2 Rangkaian Ballanced Modulator AM

Memodulasi artinya meregulasi atau menyesuaikan, dan dalam konteks yang sekarang ini berarti mengatur parameter suatu gelombang carrier frekuensi tinggi dengan sinyal informasi frekuensi yang lebih rendah. Kebutuhan akan modulasi pertama timbul sehubungan dengan transmisi radio dari sinyal informasi frekuensi yang relative rendah seperti sinyal audio. Untuk transmisi yang efisien telah ditemukan bahwa dimensi antenanya harus merupakan yang sama order besarnya seperti panjang

gelombang sinyal yang sedang ditransmisikan. Hubungan antara frekuensi 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS dan panjang gelombang 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS untuk transmisi radio adalah 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS = , di mana c = 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS m/s adalah kecepatan cahaya diruang bebas. Bagi suatu sinyal frekuensi rendah yang tipikal dengan frekuensi 1KHz, panjang gelombangnya akan berada pada order 300 km ( atau 188 mil), yang jelas tidak praktis. Jika amplitudo sinyal informasi mem-variasi amplitudo suatu gelombang carrier sinus, maka akan terbentuk sinyal termodulasi amplitudo (AM-Amplitude Modulation). Variasi juga bisa diberikan pada frekuensi atau phase sinyal carrier, yang menghasilkan sinyal termodulasi frekuensi (FM) atau termodulasi phase (PM). Semua metode untuk modulasi carrier sinusoidal dikelompokkan sebagai modulasi gelombang kontinyu (Continuous Wave modulation).

Fungsi dari carrier adjust pada Gambar 2.4 dibawah yaitu :


12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

Gambar 2. 3 Contoh bentuk Gelombang Modulasi Amplitude

12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

Gambar 2.4 Rangkaian Modulator AM


Rumus : 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS Vpp carrier out = 2,8 bag pada 50mv/div = 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

Vpp carrier in = 1.8 bag pada 50mv/div = 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS

Rumus : 12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS




11 ANALISIS DE VIENTOS EXTREMOS 111 DISTRIBUCIÓN DE VALORES
12 BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 1 ANALISIS
14 BAB I PENDAHULUAN A DESKRIPSI ANALISIS SITUASI DESA


Tags: analisis dan, 1 analisis, analisis, perancangan