Eksplorasi Metabolit Sekunder dari Tapak Dara (Catharanthus roseus L. G. Don) yang Berpotensi sebagai Antibakteri Alami Menggunakan Metode Bioassay Guided Isolation |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Drs. DERMAWAN AFANDY, M.Pd
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
LAURENT OCTAVIANA
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
ELI HENDRIK SANJAYA
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
|
Penelitian ini berfokus pada tanaman hias karena hendak menggali nilai lebih dari tanaman hias. Salah satu tanaman hias yang dipercaya memiliki khasiat secara etnofarmakologi ialah tapak dara (Catharanthus roseus L.G. Don). Dalam pengobatan tradisional, tapak dara dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit, salah satu di antaranya yaitu luka. Berdasarkan fakta tersebut, maka dapat diduga bahwa tapak dara memiliki kandungan senyawa yang bersifat antibakteri, khususnya bakteri E. coli yang juga dapat menyebabkan diare. Jika tidak tertangani dengan baik, maka infeksi karena bakteri ini dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, inovasi di bidang pengobatan penyakit karena infeksi bakteri harus terus dilakukan. Salah satunya ialah dengan eksplorasi senyawa-senyawa murni dari tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri. Dengan demikian, penelitian tentang eksplorasi metabolit sekunder dari tapak dara untuk memperoleh dan mengetahui senyawa-senyawa murni yang bersifat aktif antibakteri penting untuk dilakukan. Target atau tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah berhasilnya diisolasi dan dikarakterisasi senyawa-senyawa murni dari daun dan batang tapak dara yang bersifat antibakteri sehingga berpotensi dikembangkan sebagai bahan obat antibakteri alami. dan hasilnya diharapkan dapat dipublikasi secara nasional maupun internasional. Selain itu juga memberikan bukti empirik yang mendukung penggunaan tapak dara dalam pengobatan tradisional (etnofarmakologi) untuk pengobatan penyakit akibat infeksi bakteri E. coli sehingga dapat menjadi salah satu alternatif dalam pengobatan. Untuk mencapai tujuan atau target tersebut, maka digunakan metode Bioassay Guided Isolation yang meliputi tahap ekstraksi dipadu dengan uji bioaktivitas hingga diperoleh senyawa murni yang aktif antibakteri. Selanjutnya senyawa murni diidentifikasi dengan teknik spektroskopi UV, FTIR, dan NMR hingga diperoleh struktur senyawa murni. Penelitian tahun ke-1 telah menghasilkan empat senyawa murni yang bersifat antibakteri dari fraksi n-heksan dan etil asetat daun tapak dara. Pada tahun ke-2 telah berhasil diisolasi 5 senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan dan kemajuan keilmuan kimia organik bahan alam melalui pengembangan strategi penelitian modern, serta implikasinya dalam mengatasi permasalahan dalam bidang penemuan obat-obatan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri serta ilmu kesehatan. Selain itu, produk penelitian berupa senyawa murni diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kata kunci: antibakteri, E. coli, Catharanthus roseus, bioassay-guided isolation
Afandy, D., Donni Susanto, Octaviana, L. Sanjaya, E. H., Fenolik dari Fraksi n-Heksana Daun Tapak Dara dan Aktivitas Antibakterinya. Makalah disajikan pada Simposium Nasional Kimia Bahan Alam Indonesia XXIII. Malang: Universitas Negeri Malang. 10 – 11 Nopember 2015. Afandy, D., Octaviana, L., & Sanjaya, E. H. Makalah disajikan pada Simposium Nasional Kimia Bahan Alam Indonesia XXII. Bandung: UPI. 21 – 22 Oktober 2015. Octaviana, L., Afandy, D., & Sanjaya, E. H. Phytochemical Screening and Antibacterial Activity of Different Fractions of Indonesian Tapak Dara leaves (Catharanthus Roseus L.G. Don) Against E. Coli, Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 2015, Vol 7 (11): 144 – 146. Octaviana, L., Afandy, D., & Sanjaya, E. H. The Antibacterial Activity of Vacuum Liquid Chromatography of Tapak Dara Stem (Catharanthus roseus L. G. Don) against E. coli. 2015. Makalah dipresentasikan pada International Symposium of Current Progress on Mathematics and Sciences 2015. Diselenggarakan oleh FMIPA Universitas Indonesia. Depok: Hotel Margo, 3 – 4 November 2015. Sanjaya, E. H., Afandy, D., & Octaviana, L. Skrining Fitokimia dan Uji Antibakteri Fraksi-fraksi dari Batang Tapak Dara (Catharanthus roseus). Makalah disajikan pada Simposium Nasional Kimia Bahan Alam Indonesia XXIII. Malang: Universitas Negeri Malang. 10 – 11 Nopember 2015.
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Salah satu tanaman hias yang dipercaya memiliki khasiat dalam pengobatan tradisional (etnofarmakologi) ialah tapak dara (Catharanthus roseus L.G. Don). Selain memiliki nilai ekonomi sebagai tanaman hias, tapak dara juga memiliki nilai penting sebagai tanaman yang dipercaya memiliki khasiat obat dalam pengobatan tradisional (etnofarmakologi). Beberapa bagian dari tumbuhan ini diyakini dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Berdasarkan fakta dalam pengobatan tradisional bahwa tapak dara digunakan untuk mengobati luka dan disentri, maka dapat diduga bahwa tapak dara memiliki kandungan senyawa yang bersifat antibakteri, khususnya bakteri E. coli yang juga dapat menyebabkan diare. Jika tidak tertangani dengan baik, maka infeksi karena bakteri ini dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, inovasi di bidang pengobatan penyakit karena infeksi bakteri harus terus dilakukan. Salah satunya ialah dengan eksplorasi senyawa-senyawa murni dari tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri. Penggunaan tanaman dalam pengobatan tradisional biasanya kurang memiliki bukti ilmiah. Oleh karena itu, dibutuhkan uji saintifik untuk meneliti kevalidannya. Penelitian tentang eksplorasi metabolit sekunder dari tapak dara untuk memperoleh dan mengetahui senyawa-senyawa murni yang bersifat aktif antibakteri penting untuk dilakukan. Berbagai penelitian yang mengkaji tentang kandungan kimiawi dan bioaktivitas senyawa-senyawa dari tapak dara telah banyak dilakukan. Dari hasil-hasil penelitian tersebut diketahui bahwa berbagai bagian tanaman tapak dara memiliki bioaktivitas yang menarik. Uji bioaktivitas yang telah dilakukan pada penelitian tersebut di atas dilakukan terhadap ekstrak, sedangkan penelitian tentang isolasi senyawa murni yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri tersebut belum pernah dilakukan. Untuk memperoleh senyawa murni yang memiliki bioaktivitas antibakteri, maka metode isolasi yang dipadu dengan uji bioassay (Bioassay Guided Isolation) merupakan metode yang paling tepat digunakan. Hal ini dikarenakan metode ini memiliki keunggulan yaitu dapat menghasilkan produk yang spesifik, yaitu yang memiliki aktivitas yang dicari. Berdasarkan banyaknya manfaat tumbuhan tapak dara dalam pengobatan tradisional khususnya dalam pengobatan penyakit karena infeksi bakteri, maka perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan secara empirik hal tersebut. inovasi di bidang pengobatan penyakit karena infeksi bakteri dan eksplorasi senyawa-senyawa murni dari tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri sangat penting dilakukan. Oleh karena itu, sebagai bagian dari usaha penelitian tanaman obat serta pencarian metabolit sekunder dengan bioaktivitas yang penting bagi kesehatan manusia sehingga berpotensi dikembangkan sebagai obat, maka penelitian tentang eksplorasi metabolit sekunder dari daun dan batang tapak dara yang memiliki bioaktivitas sebagai antibakteri menggunakan metode strategi modern yaitu Bioassay Guided Isolation sangat penting dilakukan agar diperoleh produk berupa senyawa-senyawa murni yang berpotensi dikembangkan sebagai senyawa antibakteri alami.
|
HASIL 1. Hasil Tahun Pertama Telah berhasil diisolasi 4 senyawa murni dari daun tapak dara yang memiliki aktivitas antibakteri dan berpotensi digunakan sebagai antibakteri alami. Berdasarkan skrining fitokimia dan analisis spektroskopi, senyawa-senyawa yang berhasil diisolasi dapat diringkas sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil tahun pertama
2. Hasil Tahun Kedua Telah berhasil diisolasi 4 senyawa murni dari batang tapak dara yang memiliki aktivitas antibakteri dan berpotensi digunakan sebagai antibakteri alami. Berdasarkan skrining fitokimia dan analisis spektroskopi, senyawa-senyawa yang berhasil diisolasi dapat diringkas sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil tahun kedua
MANFAAT Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan dan kemajuan keilmuan kimia organik bahan alam melalui pengembangan strategi penelitian modern, serta implikasinya dalam mengatasi permasalahan dalam bidang penemuan obat-obatan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri serta ilmu kesehatan. Selain itu, produk penelitian berupa senyawa murni diharapkan dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.
Gambar 1. Salah satu senyawa murni bersifat antibakteri dari daun Tapak Dara (Catharanthus roseus)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris yang bertujuan untuk mengisolasi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dari tapak dara. Pada tahun ke-2 akan dilakukan eksplorasi tersebut terhadap batang tapak dara. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode isolasi yang dipadu dengan pengujian bioaktivitas (bioassay guided isolation) pada skala kecil (Sarker et al., 2008). Diagram alir metode penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.
|
Gambar 1. Metode Penelitian
Application for Employment the Rudolph Libbe Group
¡IMPORTANTE! DEBE LLENAR EN INGLÉS SMALL GROUP MEMBER
COMPARING GROUPS USING BOXPLOTS WHEN COMPARING TWO
Tags: (catharanthus roseus, dara (catharanthus, tapak, metabolit, (catharanthus, sekunder, eksplorasi, group