PEMBAHASAN
Kualitas dan TQM
Kualitas
Pengertian kualitas
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membcarakan masalah kualitas, misalnya mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri yang lebiha baik daripada produk dalam negeri. Apa sesungguhnya kualitas itu? Pertanyaan ini sangat banyak jawannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Kualitas sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus-menurus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berlainan pula.
Orang yang sulit mendefinisikan kulitas dengan tepat. Meskipun demikian kuaitas dapat dirinci. Sebagai contoh, chandra baru saja menyaksikan sebuah film di bioskop Empire 21. Ia akan mudah menyebutkan aspek-aspek apa saja yang ia nilai dalam menentukan kualitas jasa bioskop yang baru saja dikunjunginya. Misalnya aspek-aspek tersebut terdiri atas:
Ketetapan waktu penayangan
Lingkungan atau tata ruang
Kusi yang nyaman/empuk
Harga
Pilihan film yang ditayangkan
Sound system
Contoh di atas menggambarkan salah satu aspek dari kualitas, yaitu aspek hasil. Pertanyaan mengenai “apakah produk atau jasa tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan?” merupakan aspek yang penting dalam kualitas. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan. Akan tetapi aspek ini bukanlah satu-satunya aspek kualitas. TQM merupakan konsep yang jauh lebih luas, yang tidak hanya menekankan pada aspek hasil tetapi juga kualitas manusia dan kualitas prosesnya. Bahkan Stephen Uselac menegaskan bahwa kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia.
Banyak pakar dan organisasi yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Performance to the standard expected by the customer
Meeting the customer`s needs the first time and every time
Providing our customers with products and services that consistently meet their needs and expectation
Doing the right thing night the first time, always striving for improvement, and always satisfying the customer
A pragmatic system of cuntinual improvement, a way to successfully organize man and machines
The meaning of exccelence
The unyielding and continuing effort by everyone in an organization to understand, meet, and exceed the needs of its customers
The best product that you can produce with the materials that you have to work with
Continuous good product which a customer can trust
Not only satisfying customers, but delighting them, innovating, creating.
Meskipun tidak ada definisi mengenai kaulitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Kualitas muncakup produk, jasa, manusia,proses, dan lingkungan.
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mingkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).
Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut. Goetsch dan Davis (1994, p. 4) membuat definisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya. Definisi tersebut adalah:
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk , jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
TQM
Pengertian TQM
Terdapat beberapa definisi TQM:
Tobin (1990) mendefinisikan TQM sebagai usaha terintegrasi total untuk mendapatkan manfaat kompetitif dengan cara secara terus-menerus memperbaiki setiap faset budaya organisasional.
Witcher (1990) menekankan pada pentingnya aspek-aspek TQM menggunakan penjelasan berikut:
Total: Menandakan bahwa setiap orang dalam perusahaan harus dilibatkan (bahkan mungkin pelanggan dan para pemasok).
Quality: Mengindikasikan bahwa keperluan-keperluan pelanggan sepenuhnya dipenuhi
Management: Menjelaskan bahwa eksekutif senior pun harus komit secara penuh
Feigenbaum (1983) mendefinisikan TQM sebagai dampak kontrol kualitas total diseluruh organisasi. Feigenbaum (1991) memberikan definisi yang lebih lengkap dari TQM: "sistem kualitas total dijelaskan sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan siklus kepuasan pelanggan dari interpretasi keperluannya terutama pada tahap pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari harga ekonominya dan pada persepsinya dari produk setelah dia telah menggunakannya sepanjang perioda waktu".
Manajemen Kualitas Total (TQM) adalah konsep dan metoda yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten. Dalam TQM tidak hanya pihak manajemen yang bertanggungjawab dalam memenuhi keinginan pelanggan, tetapi juga peran secara aktif seluruh anggota dalam organisasi untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya (Bennett and Kerr,1996).
Perangkat TQM
TQM yang baik harus memiliki karakteristik berikut: kepemimpinan; kepuasan pelanggan total;keterlibatan total; pencegahan error; komitmen; perbaikan terus-menerus; pelatihan dan pendidikan; penghargaan dan pengakuan; dan kerjasama dan tim kerja. Terdapat kesesuaian pendapat di kalangan para ahli bahwa komitmen manajemen, pelatihan, kerja tim, kepemimpinan, motivasi, dst; masing-masing memiliki peran vital dan komplementer untuk membangun lingkungan kualitas total. Kontribusi terpenting dalam menciptakan lingkungan kualitas total adalah mengenali kebutuhan bagi program-program perbaikan terus-menerus menggunakan perangkat dan teknik-teknik SPC (Statistical Process Control) seperti halnya
7 Tools berikut:
1. checksheet
2. Diagram akar dan penyebab
3. Histogram
4. Flowchart
5. Control chart
6. Pareto diagram
7. scatter diagram
Kemudian dikenal pula perangkat yang juga termasuk SPC: 7 New Tools:
1. Diagram hubungan
2. Diagram afinitas (KJ method)
3. Diagram sistematis
4. Diagram matriks
5. Metoda matriks data-analisa
6. Grafik PDPC (Process Decision Programme Chart)
7. Diagram panah
Proses Perencanaan Strategi Lingkungan
Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi Analisis Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE).
Analisis Lingkungan Internal (ALI) Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Berikut ini adalah contoh identifikasi kekuatan dan kelemahan suatu unit analisis. Unit analisis yang dipakai sebagai contoh adalah unit wilayah karena umumnya pendekatan analisis lingkungan strategis lebih banyak bersentuhan dengan tatanan wilayah.
Kekuatan
Luasnya lahan pertanian
Letak strategis wilayah
Tingginya potensi daerah
Tersedianya prasarana dan sarana produksi perekonomian
Banyaknya penduduk usia produktif yang berpendidikan
Tingginya derajat kesehatan
Tingginya budaya gotong royong dan solidaritasmasyarakat
Kemudahan akses media komunikasi dan informasi
Banyaknya industri kecil dan menengah
Banyaknya lembaga pendidikan, penelitian, kesehatan, dan social
Adanya jaringan kerjasama antar daerah, LSM, dan perguruan tinggi
b. Kelemahan
Rendahnya kualitas tenaga kerja
Masih cukup banyaknya masyarakat miskin
Terbatasnya kemampuan sumber pendanaan/financial Pemerintah Daerah
Belum adanya standar harga tanah
Lemahnya pengelolaan kepariwisataan
Kurangnya ketersediaan dan validitas data
Masih lemahnya pengawasan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan
Masih cukup rendahnya apresiasi khusus untuk pengembang teknologi
Masih lemahnya pengelolaan potensi cagar budaya
Belum efisiennya pengelolaan sumberdaya pendidikan dan kesehatan
Masih rendahnya kualitas pelayanan
Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan
Masih kurangnta apresiasi terhadap seni budaya lokal
Belum optimalnya mediasi antara lembaga riset dengan masyarakat dan industri dalam penerapan, pengembangan, dan pemasaran Iptek
Lemahnya pemasaran produk local
Terbatasnya lapangan pekerjaan
Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi peluang (O) dengan ancaman (T). Di bawah ini adalah contoh identifikasi situasi yang berada dalam dua dimensi ini adalah:
a. Peluang
1) Pengembangan dan pemanfaatan Iptek
2) Adanya tokoh kharismatik yang dapat menjaga stabilitas.
3) Cukup banyaknya dana subsidi dari pusat.
4) Adanya kerjasama antar daerah.
5) Reformasi di bidang politik dan administrasi publik.
6) Tingginya tuntutan peningkatan pelayanan publik.
7) Tingginya minat investor masuk Sleman.
8) Kemudahan akses pasar internasional.
9) Tersedianya peluang kerja di luar Sleman.
10) Tingginya tuntutan masyarakat terhadap stabilitas
Polkam
11) Kepercayaan pemerintah propinsi dan pusat.
b. Ancaman
1) Belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian.
2) Belum terkendalinya migrasi penduduk.
3) Maraknya pekat.
4) Komersialisasi layanan sosial.
5) Tingginya tingkat pengangguran.
6) Model pengembangan perumahan yang tidak ramah lingkungan.
7) Belum efektifnya mekanisme peradilan
8) Ketetapan hukum yang didasarkan pada aturan yang out of date (kadaluwarsa)
9) Inkonsistensi kebijakan makro pusat.
10) Ecolabeling product.
11) Ekses sosial globalisasi.
12) Globalisasi ekonomi dan informasi
13) Persaingan pelayanan masyarakat antar daerah
14) Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan aparat hokum
15) Instabilitas ipoleksosbud nasional.
Biaya Kualitas Lingkungan
Biaya
lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas
lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang
dilakukan perusahaan. Juga biaya lingkungan sering didefinisikan
secara sempit sebagai biaya yang terjadi
dalam
upaya pemenuhan dengan atau kaitan dengan hukum atau peraturan
lingkungan.
Biaya
lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi
biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat
dijadikan informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja
operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan.
Mengukur biaya lingkungan sekarang isu penting bagi banyak
perusahaan, sebagai peraturan nasional menjadi lebih ketat dan
hukuman atau denda yang lebih parah. Panduan GEMI dan EPA menjelaskan
klasifikasi biaya lingkungan :
Biaya konvensional -->
biaya penggunaan material, utilitas, benda modal, dan pasokan.
2. Biaya berpotensi tersembunyi -->
- Biaya ‘upfront’ : yang terjadi karena operasi proses, sistem, atau fasilitas
- Biaya ‘backend’ : biaya prospektif, yang akan terjadi tidak tentu dimasa depan.
- Biaya pemenuhan peraturan atau setelah pemenuhan (voluntary, beyond compliance), yaitu biaya yang terjadi dalam operasi proses, sistem, fasilitas, umumnya dianggap biayaoverhead
3. Biaya tergantung (contingent) --> biaya yang mungkin terjadi di masa depan dijelaskan dalam bentuk probabilistik
4. Biaya imej dan hubungan (image and relationship) --> seperti biaya pelaporan dan aktifitas hubungan masyarakat.
Hansen dan Mowen mengklasifikasikan biaya lingkungan menjadi 4 yaitu : Biaya pencegahan (prevention cost); Biaya deteksi (detection cost); Biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan; Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)
DAFTAR PUSTAKA
http://dedysuarjaya.blogspot.com
Websit_e : http:/ www.andipublisher.com
Tjiptono, Fandy & Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management (edisi revisi). Yogyakarta: Andi
Kelompok 1
TQM (Total Quality Manajemen) dan Strategi Manajemen Lingkungan
Dalam rangka memenuhi tugas terstruktur mata kuliah manajemen lingkungan
Disusun Oleh :
Achmad Kuncoro (0810320171)
Alvin Hendra S (0810320193)
Berllyana Faneliswati (0810323098)
Desie Jaziatul H (0810323105)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
MALANG
2011
60 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A JALANNYA PERLAKUAN
63 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN DALAM BAB
63 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN HASIL
Tags: kualitas dan, adanya kualitas, kualitas, pengertian, pembahasan